Menulislah Setiap Hari Walau Hanya Satu Paragraf


Sebenarnya ini adalah motivasi untuk diri saya sendiri. Sebelumnya saya sering melewati hari-hari tanpa menuliskan apapun di note atau di selembar kertas.

Padahal, semangat menulis selalu muncul setap hari, bahkan setiap jam. Tapi, semangat itu selalu dikalahkan oleh kesibukan dan kemalasan.

Oleh karena itu, Mari mewajibkan diri untuk menulis apapun setiap hari walau hanya sedikit walau kana qolil walau kana satu paragraf.

Mungkin ada yang bertanya, bukankah setiap hari kita menulis? Bukankah sebagai pengguna media sosial (sebagai netizen budiman) kita sudah menulis dengan membalas chat dan memberi komentar?

Menurut saya sih itu tergantung. Kalau balasan chat Anda mengandung ide/gagasan dan anda mengumpulkannya di satu tempat, barulah itu disebut menulis.

Beda cerita kalau tulisan anda hanya dialog biasa tanpa ada gagasan. Tentu itu belum disebut menulis. Gak lucu dong chat "hai, apa kabar, dst" disebut sebagai tulisan, kecuali anda ingin menciptakan dialog novel, yang pasti harus tetap ada plotnya dong.

Kembali ke kewajiban di atas, "Wajib menulis walau satu paragraf". Saya sengaja menulis satu paragraf sebagai pemancing semangat. Walaupun sebaiknya-semakin banyak paragraf, maka semakin bagus dan dalam isi tulisan kita.

Mungkin ada yang hanya sanggup menulis satu kalimat saja, ya its oke, dari pada tidak menulis sama sekali.

Menurut pengalaman saya, ketika memaksa diri menulis satu paragraf setiap hari, saya malah merasa kurang puas dan terasa nanggung. Sepertinya tidak puas kalau hanya menulis satu paragraf. Nah, disinilah keajaibannya.

Manusia itu memiliki dua sifat yaitu malas dan kurang puas. Jika ingin terus produktif menulis, maka carilah celah untuk mengendalikan kedua sifat itu.

Sifat pertama, manusia memiliki rasa malas. Tentu saja hal ini tidak perlu diperdebatkan. Rasa malas untuk menulis adalah rintangan yang harus dilewati. Jika sanggup melawannya maka Anda akan jadi penulis produktif. Jika tidak, maka hanya menjadi penulis bohongan.

Rasa malas menulis akan semakin subur jika Anda tidak mewajibkan diri untuk menulis setiap hari. Cobalah menulis walau hanya satu kalimat, kemudian rasakanlah kemunculan sifat kedua,

Kedua, yaitu perasaan tidak puas. Saya ingin mengganti sifat ini dengan diksi tamak dan rakus, namun konotasinya terlalu negatif. Jadi kita sepakati saja merasa tidak puas.

Ketika Anda sudah mewajibkan diri untuk menulis, maka anda telah mengalahkan rasa malas. Namun lihatlah, tulisan anda hanya secuil, yakni satu paragraf itu.

Perasaan tidak puas akan muncul dengan sendirinya, manfaatkan sifat itu untuk menulis lebih dan lebih bergizi lagi.

Pada akhirnya, Anda akan melihat tulisan yang hanya satu kalimat, yang hanya satu paragraf tadi telah berkembang menjadi satu artikel dan mungkin lama-lama akan menjadi buku.

Wassalam

Post a Comment

Previous Post Next Post

Featured post