Info Lengkap BUS PO ANTAR LINTAS SUMATERA (ALS) dan Cerita di Dalamnya

 Apa Itu BUS ALS?

Bagi Orang sumatera BUS ALS bukanlah barang baru karena sudah menjadi transportasi andalan menuju berbagai daerah khususnya pulau sumatera dan jawa. Namun bagi orang non Sumatera tentu belum banyak yang mengenal keunikan, kehebatan, dan cerita dibalik Kuda Besi berwarna Hijau ini. Penulis akan mencoba mengulasnya secara lengkap.

BUS ALS 317 klender   doc; pribadi

Apa itu ALS? Melansir dari nassionalbuscommunity ALS (Antar Lintas Sumater ) adalah transportasi Perusahaan Otobus (PO) tertua dan terkemu di Indonesia. Bus ini dijuluki rajanya lintas sumatera karena memiliki rute terjauh seIndonesia mungkin sedunia, yakni dari Medan- Jember. Bila di total maka jarak tempuhnya adalah 2.826 KM atau kurang lebih 4 Hari.


Ciri khas BUS ini berwarna hijau campur orange kemudian ada banyak barang paket yang dibawa di atas BUS yang ditutupi terpal agar tidak kena hujan. Selain membawa penumpang BUS ini juga melayani pengiriman berbagai barang. Sehingga, jarang sekali anda melihat BUS ALS tanpa paket diatasnya.


Enak Gak Sih Naik Bus ALS?


Bagi yang ingin berpergian pasti memilih perjalana yang nyaman dan menyenangkan. Apakah BUS ALS termasuk kategori itu? Jawabannya tergantung ;  Jika anda memilki jiwa travel dan menyukai perjalanan dengan berbagi hal lumrah maka ALS adalah pilihat terbaik dan paling menyenangkan. Namun,  jika anda orang manja yang meyukai perjalanan serba sempurna maka pasti Anda banyak mengeluh.


Bagi penulis yang menyukai jalan-jalan tentu BUS ALS termasuk kategori Happy Trip. Karena jika pun ada beberapa kekurangan dalam pelayan BUS ALS maka penulis menganggap itu hal lumrah dan menjadi hiasan perjalanan mengarungi daerah sepanjang pulau sumatera.


Mungkin bagi para pengeluh akan mengatakan supir dan kernetnya kurang ramah ya itu tergantung cara Anda menyatu dengan mereka, kalau sudah dapat hati wuihh ramah ramah bangat. Ada juga yang mengatakan tempat rumah makannya ketika singgah kurang bersih,, ya itu biasa gk semua hal didunia ini sempurna. 


Sejarah Bus ALS?

BUS ALS didirikan pada tanggal 26 September 1966 di Kotanopan, Mandailing Natal Sumatera Utara Oleh Alm Haji Sati Lubis.  Diawal berdirinya BUS ini hanya melayani Rute Medan –Kota Nopan, namun enam tahun tepatnya tahu 1972 ALS pun melayani perjalanan dari Medan keberbagai daerah Aceh, Padang, Bengkulu, Pekanbaru, Lampung, Palembang.


Awal berdirinya ALS bernama PT Pengangungtan dan Industri Antar Lintas Sumater, atau PT. A.L.S. (sesuai Akte Notaris Pendirian No.50 tanggal 29 September 1966) Setelah mengalami beberApa perubahan perusAhaan ini resmi bernama PT. Antar Lintas Sumater (ALS).


Dahulu di sumatera ada belasan BUS yang menguasai berbagai rute seperti Si Bual Buali, Sampagul, Barumun, Lubuk Raya, Sanggarudang, Batang Pane, dan Aek Batang Gadis Sejati. Mungkin anda akan terbayang indahnya masa lalu ketika mendengar nama-nama BUS itu.  


BUS ALS memilki visi “Menjadikan PT ALS sebagai service  Company yang bergerak dibidang bisnis dan jasa transportasi.

Misi: Aman Lancar dan Sopan

Motto : Bekerja sama dan sama-sama bekerja

 

Pemilik Bus ALS


Seperti dijelaskan di sejarah BUS maka jelas bahwa kepemilikin BUS ini adalah keluarga ALM Haji Sati Lubis. Namun, ada beberapa rahasia yang mungkn jarang diketahui orang. Alm.Haji Sati Lubis  telah memilki banyak anak dan cucu sehingga mereka lah yang saat ini memegang ‘Saham” perusahaan ini. Jadi, untuk mengetahui kepemilikan BUS dapat diketahui melalui penomorannya.


Melansir dari otomotif.kompas. dijelaskan oleh Asrul  Siregar,  Anggota Forum BUS mania, bahwa angka terakhir yang ada dipintu ALS merupakan kode kepemilkin BUS. Nomor berakhiran angka 1 maka itu milik direksi PO ALS, Chandra Lubis, Ujung aknga 2 milki H. Kolol, Nomor ujung 3 milik H Arsyad Lubis. Ujung 5 milik Jayaparko, Ujung 7 milik Raja Ali Lubis, angka 8 milik Abdul Wahab Lubis.Terakhir kali penulis Naik BUS ALS dengan Nomor 77 dan ada banyak cerita di calamnya, silahkan baca disini


Jenis Mesin Bus ALS


Apa jenis mesin BUS ALS? Penulis suka memberi gelar kepada BUS ini Kuda Besi berwana Hijau. Jenis Bus ALS menggunakan pabrikan mercedes-Benz dan hanya mercedes Mens 1518, 1521. Namun diawal-awal jenis mesin BUS ini adalah Checrolet, General Motor Company (GMC) dari Amerika, dan Dodge.


Sebagain Besar Aramada BUS banyak yang menggunakan pabrikan Asal Jerman ini, Seperti, PO ANS,  PO Garuda Mas, PO ALS, dan lain lain.


Loket BUS ALS di Jabodetabek

Bagi anda yang tinggal di di Jakarta , Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi maka ada tiga loket yang bisa anda kunjungi. Yaitu,;

1.      ALS Tangeran.

Alamat ; Jalan Daan Mogot KM. 23 No.24-25, Tanah Tinggi, Tangerang, RT.001/RW.007, Tanah Tinggi, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15119


2.      ALS Cililitan

Alamat ; Jl. Mayjen Sutoyo No.29, RT.3/RW.9, Cawang, Kec. Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13630


ALS Bogor :

Alamat ; Jl. Nasional 12 No.11, RT.01/RW.01, Kayu Manis, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat 16164


Ya hanya ada tiga loket ALS di Jabodetabek, jadi bagi Anda yang tinggal di Depok, dan Bekasi jangan kecewa ya.


Berapa Tarif/Harga Tiket Bus ALS?


Harga tiket BUS ALS tergolong murah da sangat terjangkau, Sebagai gambaran harga tiket dari jabodetabek menuju medan tahun 2021 hanya berkisar 400 ribu hingga 550 ribu. Tentu tarif untuk daerah lain akan berbeda, seperi jika anda menuju palembanga harga tiketnya 300 ribu - 400 ribu saja.. Berikut harga lengkap BUS ALS ;



Tips Naik Bus ALS


Tips Nai BUS als


  1. Lakukan persiapan fisik karena Anda akan melakukan perjalanan selama 1-4 hari.
  2. Sediakan makanan dan minuman secukupnya. Jika Anda ingin bekal yang tahan lama maka masaklah rendang atau ikan sambal teri.
  3. Pilih nomor kursi yang nyaman menurut Anda. Bagi penulis seluruh kursi terasa nyaman, namun jika anda suka melihat pemandangan maka pilihlah kursi depan dan di dekat jendela. Jika Anda memabawa bayi penulis sarankan duduk di bagian depan.
  4. Sediakan kaos kaki dan jaket karena di perjalanan malam ac bus akan sangat menyiksa.
  5. Sedikan power bank atau gunakan Handphone seperlunya saja.
  6. Sediakan miyak kayu putih, balsem, atau koyo jika tiba-anda merasa masuk angin atau pusing.
  7. Sediakan kuota internet yang banyak untuk hiburan di dalam BUS.
  8. Bawa buku bergizi agar perjalanan anda juga bergizi. (Jangan Main HP atau bengong, baca buku lebih baik.)
  9. Berbaurlah dengan seluruh penumpang karena anda akan seatap  dengan mereka dalam beberapa hari. Tidak jarang anda akan mendapatkan keluarga baru atau pacar baru ketika naik BUS ALS. Ada semboyan di BUS ALS yaitu “ Naik sebagai Penumpang Turun Sebagai Keluarga.)
  10. Nikmati semua kelebihan dan kekurangan yang ada diperjalanan, Anggap semua yang ada di perjalanan darat anda adalah hal yang wajar dan lumrah, seperti; udara, suasana, keadaan, dan lain sebagainya. Jika anda mengeluh anda hanya menyiksa sendiri.

Pengalaman Naik Bus ALS

1. Naik BUS ALS Bersama Bayi, Semua Penumpang Jadi Keluarga

Traveling kami kali ini menuju kampung Nan Jao di Mato, di Sumatera Utara. Kampung halaman pertama kami ada di Padang Sidimpuan, halaman kedua ada di Langga Payung, sedangkan halaman ketiga ada di Jawa Barat. ya bisa jadi ada halaman ke empat dan kelima berikutnya.

Karena rumah kami ada di depok, jadi kami mencari loket ALS terdekat. Ternyata tidak ada. Loket ALS di Jabodetabek hanya ada 4, yakni daerah Cililitan, Klender, Bogor, dan Tangerang. Setelah berunding, akhirnya kami memutuskan Loket ALS Klender. Kenapa nggak di Cililitan?

Nah ini yang perlu teman-teman ketahui. Ternyata loket ALS Cililitan tidak bisa memberi Bangku di sisi kanan atau di belakang supir. Mereka hanya menyediakan kursi sebelah kiri BUS. Sedangkan kami ingin tepat berada di belakang supir, karena menurut pengalaman, kursi di sisi trsebut sedikit lebih lega.

Namun sangat di sayangkan, ketika kami tiba di sana ternyata KURSI sisi kanan sudah ada yang booking. Kami tidak mungkin mengbah hari keberangkatan, jadi mau tidak mau kami memesan bangku depan sebelah kiri. Padahal kami sengaja memesan tiket 5 hari sebelum berangkat.

Kami tiba di Loket ALS klender pada hari Rabu pukul 2 Siang, karena BUS akan berangkat pukul 4 sore. Selama 2 jam kami menunggu penumpang lain datang. Ada dua orang ibu tua yang membawa dua anak. Dan kami langsung Akrab dengan mereka. Kemudia ada seorang ibu lagi datang terburu-buru untuk memesan tiket. Ternyata mereka duduk bersebelahan dengan kursi kami.

Saya berharap BUS tidak penuh agar saya bisa berpindah ke kursi lain dan memberi  ruang ke istri bersama mybayi di kursi depan atau sebaliknya.Akhirnya BUS berjalan pukul 04:30 menuju pelabuhan merak. Ternyat BUS yang kami naiki singgah sebentar ke Loket ALS Cililitan untuk mengambil belasan motor bekas yang akan di jual di Sumatera.

Malam harinya kami pun melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan. Kami tiba di kapal penyeberangan pada tengah malam. Dan berlabuh di pelabuhan Bakauheni pada Shubuh Hari. Perjalana kembali berlanjut memasuki wilayah lampung dan masuk ke jalan Tol.

Tragedi KM 277


BUS pun berhenti di rest Area mASJID Al-Hikmah tepatnya di KM 277 +500. kami pun berjalan menyebar mencari kamar mandi.disinilah terjadi sebuah kejadian yang tak terlupakan . saya menyebutnya Tragedi KM277. Begini Ceritanya

rest are km 277 doc : pribadi

BUS berhenti di KMM 277 pada pukul 6 pagi agar penumang bisa sholat dan buang air. Ternyata seluruh kamar mandi di daerah tersebut kering. Bahkan tidak ada walau hanya satu gayung pun. Semua penumpang lecewa dan mengeluh kepada supir. Seorang Bapak-bapak yang mungkin jarang naik Bus ALS buang hajat di toilet BUS, padahal tidak boleh buang air besar di situ.

Salah satu kenek BUS marah-marah dan si bapak tidak terima. Akhirnya, BUS kembali berjalan setelah semua penumpang mengajukan keluhan. Namun, si Bapak kembali marah-marah. Ia dan Istrinya tidak terima dimarahi si kenek karena mereka merasa sebagai penumpang yang harus di layani dengan baik.

Suasana semakin Panas, si Bapak pun berdiri dan menunjuk wajah sang Supir dan Kenek. Saya pun mulai kesal karena mereka saling bentak tepat di depan anak Saya. Saya pun melerainya dan si Bapak kembali duduk di kursi namun sambil ngedumel dengan keras.

Akhirnya emosi penumpang lain pun terpancing. Ibu-ibu disebelah kami pun berteriak

"Sudah Pak, kitasemua kesel tapi bisa diselesaikan baik-baik kan atau ketika kita berhenti lagi."

Si Bapak terlihat tidak terima

"Pak saya juga bisa marah loh, ni anak saya punya penyakit Jantung saya tidak terima kalau bapak terus-terusan teriak" Sahut ibu disebelah saya.

"Kalau mau pelayan sempurna kenapa tidak naik pesawat saja" Ucap penumpang lain.

Akhirnya suasana kembali kondusif. Bus melanjutkan perjalanan dan kami pun berhenti di Rumah makan Palembang. Saya buru-buru ke kamar mandi membawa bayi untuk dimandikan. Saya dan istri bekerja sama bergantian untuk makan dan mandi. Setelah istrahat kurang dari 1 jam, kami pun melanjutkan perjalanan.

Ternyata istri saya merasa pusing dan akhirnya muntah-muntah. Bukan main bingungnya. Istri saya tidak kuat lagi menggendong bayi karena semua yang ia makan telah keluar. perutnya kosong kepalanya pusing. Ia mabuk kendaraan.

Saya akhirnya menggendong bayi sambil memberi minum dan mengurut leher belakang istri.

Tiba-tiba seorang ibu di sebelah kami menawarkan agar ia menggendong bayi kami yang sedang menangis. Saya pun memberikannya dan ia menimangnya, Alhamdulillah bayi kami riang dan bermain dengannya. Saya kembali menuangkan air minum dan mengurut kepala istri. Ia masih lemas dan tenaganya habis.

Sore BUS berhenti kembali di rumah makan. Kami pun berbincang dengan dua orang ibu yang membawa anak. Ternyata mereka hanya tetangga, dan si ibu satunya hanya membantu mengantar pulang kampung. Bukan main mulianya hati ibu tersebut. Setelah mandi dan istrahat BUS kembali berjalan dan Saya menyarankan istri saya untuk pindah ke belakang dan tidur agar ia tidak pusing lagi.

Malam harinya semua berjalan lancar, istri saya tidak pusing lagi dan kami bergantian menjaga bayi. Kami semakin akrab ngobrol dan membahas berbagai hal dengan seluruh penumpang. Ibu yang menggendong bayi kami siang tadi ternyata tinggal di Medan, dan Istri saya adalah lulusan mahasiswa medan. Ternyata rumah ibu tersebut tidak jauh dari kos istri saya dahulu.

Bayi kami kembali menyebar senyuman kepada siapa pun. Bahkan Penumpang lain bergantian menggendongnya.

Kebingungan dan kehawatiran saya ahhirnya sirna karena orang-orang di dalam BUS begitu hangat dan suasana kekeluargaan begitu terasa. tiga orang ibu di sebelah kami memperlakukan bayi kami layaknya cucu sendiri. Gadis berjaket merah di belakang kami pun menawarkan diri untuk menggendongnya.

Shubuh harinya kami tiba di padang untuk sholat shubuh. Seperti tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, supir BUS berlabuh di Masjid megah sehingga pasukan airnya terjamin. Kami menyempatkan diri ngeteh dan makan gorengan di salah satu warung. Supir BUS pun menghampiri saya untuk menggendong dan bercanda bersama baby hasan.

Pukul 9 pagi kami berhenti di bukit tinggi untuk membeli oleh-oleh. Setelah selesai menyelasaikan semua urusan anak, kami pun menyelesaikan hajat kami. Bayi kami semakin akrab dengan anak-anak lain di BUS. Bahkan saat kami makan di sudut Rumah makan, bayi kami makan bersama orang lain di sisi lain. Sehingga, sarapan pagi kali ini terasa seperti liburan keluarga.

Siang harinya kami berhenti di salah satu desa di Sumatera Barat untuk menurunkan belasan motor yang ternyata adalah jual beli motor bekas. Saya membawa bayi keluar unuk sekedar meluruskan kaki. Sorang anak kecil yang juga penumpang BUS datang menghampiri.

Ia pun cerita kalau ayahnya telah meninggal minggu lalu dan mereka tidak punya keluarga lagi di jakarta, sehingga mereka harus pulang ke kampung dan anak tersebut harus berhenti sekolahnya, padahal ia masih duduk di kelas 4 SD dan Nama anak tersebut adalah Putri.Dari cara bicaranya saya yakin ia anak yang sangat cerdas.Kami melanjutkan perjalanan dan singgah malam hari untuk makan di RM mandailing Kota Nopan. Lalu BUS kembali melanjutkan perjalanan menuju Kota Padang Sidimpuan.

Kami tiba pukul 11 malam di loket ALS Padang Matinggi. Kami berpisah bersama ibu-ibu yang telah berjiwa besar memberi perhatian kepada kami. Mereka tetap akan melanjutkan perjalanan menuju kota Medan.Rasanya tidak cukup jika hanya berterima kasih. Bahkan kami pun lupa menanyakan nama cucu ibu tersebut.

Sampai saat ini saya masih mengingat seluruh wajah di dalam BUS beserta karakter-karakternya.


2. Perjalanan 100 Jam BUS ALS Menuju Bogor

 

Jumat 27 Juli 2021, saya melakukan perjalanan dari Padang Sidimpuan menuju Bogor Menggunakan BUS ALS (Antar Lintas Sumatera). Kami melewati beberapa desa di kabupaten Tapanulis selatan.


Jalan yang berlubang, berlumpur, dan berdebu kami lalui. Ada puluhan Warga yang menitipkan duriannya untuk dijual ke jakarta. Walaupun supir menolak tapi warga tetap memohon.


Bus berjalan sekitar 5 jam dan semua terasa normal. Karena kelebihan muatan supir pun merasa ada yang aneh di bagian belakang mobil.  Akhirnya bus berhenti Pada hari Sabtu, 28 Agustus 2021. BUS Bogor kami yang kami naiki mengalami kerusakan di bagian belakang. Usut gak punya usut pak supir mengatakan per besi belakang mobil telah patah dan harus segera diperbaiki.


Kami pun berhenti di RM Tambuo yang terletak di Simatorkis, Rao Selatan, Pasaman, Sumbar. Pukul 03:00 Pagi. Saya berpikir ini hanya kerusakan kecil dan tidak butuh waktu lama untuk memperbaikinya.




Ternyata supir ALS mengatakan tidak memilki suku cadang, sehingga kami harus menunggu montir dari Kota Nopan. What!!! itu berarti kami harus menunggu kurang lebih 4-5 jam. Belum lagi untuk memperbaiki mesin bus juga membutuhkan waktu yang sangat lama. Kami pun mencari posisi nyaman hingga matahari terbit. Rumah makan tempat kami singgah belum buka, jadi semua penumpang menunggu di teras.


Hari kedua , pagi hari PUKUL 7: 30, RM Tamboe pun buka, kami masuk satu persatu menuju kamar mandi dan memesan makanan serta minuman. Beberapa Bus ALS Lewat dan supir Kami meminta bantuan, namun tidak ada yang bisa membantu.


Pukul 9 Pagi montir yang ditunggu akhirnya datang juga. Saya merasa senang karena BUS akan segera membaik dan kami melanjutkan perjalanan. Namun tidak semudah itu Ferguso.


Ternyata Ini masih permulaan. Abang montir harus melakukan mengecekan dan pembongkaran beberapa bagian mesin. Sebelumnya pukul 8 pagi saya sudah memesan segelas susu hangat kepada mba-mba di dapur rumah makan. Lalu Pemilik rumah makan datang menghampiri untuk berbincang-bincang.


"BUS kalian itu kalabian muatan, mangkonya rusak" ungkapnya dengan logat minang.


"Iya wak, ada banyak yang menitip durian untuk dibawa ke jakarta dan dijual. Sopirnya sudah menolak karena sudah tidak ada tempat. namun yang nitip memelas dan akhirnya atap mobil dipenuhi puluhan karung berisi durian."


"Oh gitu ya,,, klau sudah begini untuak memperbaiki mobilnya bisa sampai sore, mungkin pukul 4, bisa jadi pukul 2 nanti, tapi saya jamin sore baru beres. Kemaren ada BUS juga yang rusak di halaman itu dan butuh 2 minggu untuk memperbaikinya."


Saya kaget mendengar penjelasannya karena saya tidak punya stok baju banyak jika harus menunggu seminggu lebih wkwk.


Beruntung rumah makan yang kami singgahi menyediakan tempat makan lesehan, makanan khas padang yang berlemak, serta kamar mandi yang bersih.


Pukul satu siang ternyata ucapan pemilik rumah makan benar adanya. Montir baru selesai memperbaiki satu sisi mobil.


Saya jadi teringat tawaran secara tidak langsung pemilik Rumah makan, "Tadi ada bapak yang nanyain penginapan, saya bilang kalau mau istrahat disikko ado kamar, lumayan rebahan dari pagi sampai sore cukup bayar 40 sampai 50 ribu saja. Duit kan ada lebih baik jaga kesehatan dulu."


"Iya Pak, kesehatan itu yang utama" Sahut saya sambil memikirkan tawarannya. beliau pun kembali melayani pembeli yang baru datang.


Montir masih juga belum selesai. Akhirnya kami menikmati suasana Rumah Makan sehari penuh. Kenyang, Santai, namun pasti telat sampai tujuan.


Tiba malam hari akhirnya bus menyala tepat pukul delapan, kami pun melanjutkan perjalanan setelah menunggu kurang lebih 18 jam.


Minggu, 29 April 2021 kami melaju menyusuri jalan lintas sumatera melewati puluhan kota dan kecematan. Menyapa sunga batanghari yang mengalir deras sebanyak dua kali. Melintas dinginnya hujan malam di ujung Jambi. Kami  menembus gerbang masuk Palembang sebelah selatan sumatera.


Kami melewati jalan aspal yang bergelombang dan membuat bus Oleng ke kiri dan ke kanan, penumbang pun silih berganti menegur dengan berteriak woy, bahkan ada yang baru bangun mengatakan hal yang sama padahal tidak mengerti apa2. Tapi si abang supir malam berhasil meredakan amarah uwak2 dan emak2 batak.


"Tenang aja ete tadi cuma jalan yang bergelombang" Ucang Abang supir sambil tergugup-gugup.


Senin, 30 Agustus 2021, Pukul empat shubuh BUS kembali berlabuh di salah satu Rumah makan di Palembang. Kami istrahat dan sarapan.


Namun, sangat disayangkan, Uwak supir pergi membawa BUS untuk diperbaiki dan kami terlantar lagi hingga waktu yang tidak ditentukan. Padahal jarak kami ke pelabuhan Bakauheni tinggal 6-7 Jam.


Kami menjadi pelangang setia rumah makan musi indah. Puluhan BUS datang silih berganti dari pagi hingga siang, namun kami masih duduk kebingungan.


Ada yang sibuk mencari warung yang lebih murah. Bapak2 sibuk mengisap rokok hingga habis puluhan batang. Ibu-Ibu sibuk menggosip di ujung kamar mandi. Tentu yang digosipin mereka yang tidak ada di dekat ibu2 tersebut.


Sedangkan saya sibuk merindukan bayi di kampung.

BUS kemabli setelah menunggu 8 jam

BUS kembali datang pukul 2 siang. Ternyata per besi yang mereka ganti kemaren kembali patah. Sehingga mereka harus mencari bengkel dan membeli per besi bekas. Kami yang telah menunggu kurang lebih 10 jam bukan main senangnya. Kuda besi berwarna hijau berbentuk kotak kembali datang menjemput.


Perjalanan lanjut menuju tol palembang setelah meyapa Sungai Musi lalu masuk ke bandar lampung. Secara mengejutkan uwak supir mentraktir seluruh penumpang untuk makan malam di rumah makan padang, lampung.


Akhirnya. Selasa, 31 Agustus 2021 pukul 5 pagi kami sampai di pelabuhan bakauheni. Setelah menyerahkan bukti swab antigen kami diizinkan masuk. Saya pun langsung mencari ruang lesehan di kalal feri untuk merebahkan tubuh yang lelah.


Pukul 7 berlabuh di Merak dan menurunkan beberapa penumpang di Tangerang. Hingga akhirnya BuS ALS sampai di tujuan akhir terminal Parung Bogor.


Jika ditotal maka saya melakukan perjalanan dari sidimpuan menuju bogor selama 5 hari 4 malam atau kurang lebih 100 jam. Mungkin ini perjalanan BUS ALS terlama sepanjang sejarah.


BUS ALS 77 tiba di Bogor doc Pribadi


Post a Comment

Previous Post Next Post

Featured post