Pengalaman Touring Jakarta/Bekasi-Bandung

Pengalaman kali ini merupakan salah satu kegiatan nekad yang aku lakukan bersama istri, yaitu liburan dari Kota Bekasi-Bandung naik motor matic (blacky). Liburan kali ini sudah direncakan jauh-jauh hari, bahkan jauh jauh bulan. Sempat mengalami penundaan beberapa kali karena berbagai hal, akhirnya rencana itu terlaksana pada hari Jum’at, 15 Februari 2020. 

Ilustrasi

Sebelum berangkat pastinya ada persiapan dong!!! Tapi, sebelum persiapan, aku cerita dulu beberapa hal yang membuat liburan kami tertunda; Pertama Aku dan  istri belum pernah ke bandung mengendarai motor. Satu- satu yang membuat kami percaya bahwa kami mampu melakukannya adalah cerita teman kantor yang katanya “ke Bandung mah cuma butuh 4 jam kok”.

Kedua, Jadwal kerjaku yang mengharuskan karyawan masuk pada hari sabtu benar-benar membuat rencana ke Bandung hanya sekedar rencana.

Ketiga, Istriku sangat rewel kalau naik motor, ia hanya ingin dibonceng di jalanan mulus tanpa guncangan sedikitpun, setiap kerikil yang diinjak ban motor akan mendapat satu cubitan di pinggangku.

Keempat, pada awal bulan Februari, aku dapat hadiah dari polisi karena berkendara melawan arus di depan plaza pondok gede, dan surat tilang biru muda bertukar posisi dengan sim di dompet, Yap SIM-ku disita polisi.

Bagai paket komplit, semua penghalang tadi membuat kami ingin membatalkan rencana ke Bandung.

Tapi entah kenapa, pada hari Kamis sore, 14 Februari 2020, hasrat liburan semakin menggebu, kepenatan kantor di Jakarta dan berbagai masalah yang kami hadapi mendorong kami untuk segera melancong ke luar kota. Kami pun melakukan persiapan pada kamis malam dengan mengandalkan mas G dan mba M (Google dan Maps).

Persiapan yang kami lakukan meliputi:

  • Dana yang dianggarkan, 
  • Lokasi wisata yang dituju.
  • Pakaian yang dibawa.
  • Perlengkapan gadget.
  • Penginapan .
  • Mental yang happy.

Kami berencana liburan selama  tiga hari. Jadi baju yang dibawa ya tidak terlalu banyak. Kami pun memesan hotel melalui aplikasi, menghitung dana yang tersedia, dan pastinya menghayalkan suasana Bandung.

Jum’at pagi, 15 Februari Pukul 08:00 di Pagi yang cerah  kami berangkat dari Jatiwaringin, Bekasi. Setelah melantunkan doa naik kendaraan -agar perjalanan bernilai ibadah dan selamat sampai ke tujuan- motor pun melaju dengan berlahan. Filosofi berkendara kali ini adalah biar lambat asal selamat. Aaaminn.

Jalur yang kami pilih adalah Bekasi- Karawang-Purwakarta-Bandung. Seperti yang kita ketahui, jalur motor dari Jakarta/Bekasi menuju Bandung ada tiga.Jaur Pantura, Jonggol, dan Puncak Bogor. Seperti gambar rute berikut ini :


Kami melaju naik blacky hitam dengan pakaian santai, oh iya ini tips pakaian kalau touring; Jangan pake baju ketat, usahakan pakai baju longgar dan santai ya kaos longgar dan celana training semisal, dan jangan lupakan Jaket.

Satu jam perjalanan kami meliak-liuk memasuki jalan yang terkadang berbeda dengan petunjuk Mba Maps, namun akhirnya kami berhasil keluar dari bekasi dan masuk ke karawang, rute ini memang sedikit menantang karena jalanannya sangat ramai. Banyak truc-truck besar yang kami temui selama perjalanan.

Beberapa aspal juga ada yang bergelembong dan ban motor kami kepleset, tapi karena pertolongan tuhan ( Berkat do’a naik kendaraan sebelum berangkat) posisi motor kami tetap kembali normal.

Lepas dari Karawang kami masuk ke kota purwakara, sawah nan hijau segar membentang luas di pinggir jalan, hawa begitu sejuk, asri dan rindang. Kapan lagi bisa melihat sawah seluas ini, di jakarta, tentu tidak ada.  mendung pun datang dan istilah tak selamanya mendung itu hujan tidak berlaku pada saat itu, mendung membawa cuaca gelap dan menurunkan butiran hujan yang lebat.

Kami memakai jas hujan plastik dan kembali melaju sembari menikmati lebatnya rahmat tuhan. Bukan main gelapnya cuaca, semakin dekat ke Bandung justrul semakin gelap. Awan cumulus nimbus melayang gagah di arah barat seperti menantang kami; apakah kami berani memasuki walayah naungannya.!

Sudah tiga jam kami melaju, bensin motor semakin menipis, kami harus menemukan pom bensin sebelum kami terdampar di tengah hutan. Hari sudah siang dan karena hujan semua terlihat seperti mendung  bak pagi hari. Dingin. Kami akhirnya menemukan pom bensin dan memilih istrahat untuk sekedar menyandarkan punggung sembari makan batagor hangat mamang gerobak.

Kami melipat jas hujan dan kembali melaju. Baru 15 menit berkendara hujan pun kembali turun, mau tak mau jas hujan kembali mandi hujan lagi.

Dua jam perjalanan hujan tak kunjung henti hingga kami memasuki wilayah Bandung. Bahkan, kami disambut banjir kecil di tepi aspal jalan sebelum menuju hotel. Lima jam sudah kami duduk di atas blacky dan Mba Maps menunjukkan hotel kami sudah dalam jangkauan hitungan menit. Setelah memesan sate kambing kami pun chek-in dan merabahkan diri di kasur hotel yang empuk.

Pengalaman menyusuri Kota Bandung dan sekitarnya akan kami tulis di artikel berikutnya.

   

Post a Comment

أحدث أقدم

Featured post